Thursday, August 02, 2007

Rasanya IPDN Perlu Belajar Dari Iraq

Diambil dari jawapos

DUBAI - Datang dengan uang saku pas-pasan, kini kantong anggota kesebelasan Iraq menggelembung. Setelah mengalahkan Arab Saudi 1-0, tim Iraq mendapatkan hadiah 20 juta dirham (sekitar Rp 50 miliar lebih) dari Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA) Shaikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Selain diberi hadiah oleh penguasa UEA itu, tim Iraq dipestakan dengan meriah di Dubai kemarin (1/8). Sekitar 5.000 orang menghadiri pesta di ibu kota negara kaya minyak tersebut. "Ini penghargaan besar untuk merayakan kemenangan tim di UEA," seru Hussein Saeed, ketua Federasi Sepak Bola Iraq.

"Meskipun rakyat kami menderita dan persiapan ala kadarnya, kami berjuang keras dalam setiap pertandingan. Inilah yang membuat kami bisa membawa kegembiraan kepada rakyat kami," kata Younis Mahmoud seperti dikutip media setempat. Seperti gaya khasnya saat menerima Piala Asia di Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, kapten tim Iraq itu juga mengangakan mulutnya lebar-lebar dalam resepsi di Dubai tersebut.

Yang tak kalah semangat adalah Haitham Kazim, pemain tengah tim negeri "Seribu Satu Petaka" itu. "Percaya atau tidak, kami punya perasaan, bahkan orang-orang Saudi pun berdoa untuk kami memenangkan final itu. Saudi adalah salah satu yang terbaik di benua ini. Mereka tak gampang dikalahkan, tetapi kami ditakdirkan menang untuk rakyat kami," katanya. Dia berharap ini menjadi awal agar pemimpin dunia memulihkan perdamaian di Iraq.

Tak hanya hadiah besar itu yang diberikan kepada tim Iraq. Sheikh Mohammed sebelumnya juga mengirimkan pesawat pribadi untuk menjemput tim Iraq yang akan pulang. Sheikh penggemar kuda tersebut memang dikenal sangat kaya. Hartanya diperkirakan majalah Forbes USD 14 miliar (sekitar Rp 126 triliun).

Untuk kepulangannya, tim Iraq sebenarnya menggunakan tiket pesawat kelas ekonomi. Saat menunggu transit pesawat ke Amman, Jordania, di Bangkok, mereka diberitahu, bahwa diundang pesta khusus ke Dubai. Mereka pun naik pesawat pribadi nan mewah itu. (Jawa Pos, Olahraga, kemarin)

Keberangkatan tim Iraq mengikuti babak final Piala Asia memang dengan uang saku pas-pasan. Sewaktu wartawan Jawa Pos menemani tim Iraq jalan-jalan di Jakarta, Noor Sabri mengurungkan membeli travel bag seharga Rp 560.000 karena ternyata uang sakunya tak cukup, tak sampai Rp 500 ribu. Ketika wartawan Jawa Pos menawari untuk menutup kekurangannya, Sabri menolak. Dia memilih meminta maaf karena tak jadi membeli travel bag itu.

Setelah tiba di Amman, apakah mereka tak pulang ke Baghdad, yang kini sedang kacau? Pemain lain, Haider Abdul Raziq, menegaskan, "Kami akan pulang ke Baghdad. Dan tidak akan menghentikan upaya kami untuk membawa pesan kepada para pemimpin dari partai politik dan sektor yang berbeda. Waktunya sudah tiba untuk menghentikan saling bunuh." (afp/rtr)

No comments: