Monday, January 29, 2007

Kekayaan Masakan Indonesia

Ketika masih menganggur dan berkesempatan menonton transtv, salah satu acara kegemaran saya adalah Wisata Kuliner. Acara ini adalah acara "incip-incip" berbagai rumah makan di Indonesia. Terkadang Bondan Winarno, sang pembawa acara, mengunjungi rumah makan lokal, kadang mengunjungi rumah makan import.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya, salah satunya adalah kaya akan keanekaragaman masakan. Warung tegal (warteg) begitu menjamur di luar tegal, sementara rumah makan padang ada di mana-mana. Tidak ketinggalan, menu makasar juga mulai ada di tiap kota. Banyak juga kota yang menjual gudeg jogja, ataupun tengleng solo, sate banyumas, sate maranggi, dan lain-lain, padahal menu-menu tersebut bukan menu asli kota tersebut.

Akibatnya, rasanya lidah orang Indonesia lebih peka terhadap masakan enak. Keanekaragaman masakan tersebut bukannya menurunkan selera akan masakan enak, tetapi justru meningkatkan selera akan masakan enak. Ada beberapa rumah makan yang menjual menu makasar, tetapi pembeli tetap mencari yang paling enak. Rumah Makan Sederhana menjadi tolak ukur masakan padang yang enak. Sate maranggi yang asli (di Purwakarta) tetap menjadi tujuan utama, walaupun cabangnya sudah bertebaran di mana-mana.

Ya.. Itulah.. Perbedaan yang menimbulkan kekayaan. Bukan perbedaan yang menimbulkan perpecahan.

Sayangnya, akhir2 ini menu import mulai merasuki ibukota. Antrian panjang calon pembeli j.co menjadi salah satu buktinya. Demikian juga saudara j.co, breadtalk.. padahal di negara asli-nya, hampir tidak ada yang mengantri di breadtalk. MacD dan KFC juga selalu ramai.

Ketika meninggalkan jakarta untuk mencari sesuap nasi, ternyata aku salah. Susah mencari nasi beserta lauk-nya yang enak (cocok di lidah). Terpaksa mencari masakan yang dimasak oleh orang Indonesia. Rata-rata masakan tersebut memiliki ciri khas yang sama : halal, dan mahal (berima euy).

Beberapa rekomendasi:
- Ayam Bakar Ojolali, yang ini sering mengadakan menu spesial. Akhir pekan kemaren menu spesial-nya : sate kambing + tongseng. Sayangnya, pas aku sampe sana, aku salah liat hari. Menu spesial hanya ada di hari jumat dan sabtu. Duh... untung ada "sate kambing palsu" di deket rumah. Oh iya, ayam bakar ojolali ini terletak di sebuah sudut di lantai 3 di sebuah mall yang beruntung.
- Es teler 77, kalo siang menawarkan harga diskon untuk nasi goreng dan mie goreng. Lumayan lah. Favorit saya : ayam goreng set (ada sayur asem-nya, walaupun tidak terlalu enak). Katanya sop buntut-nya enak, tapi saya selalu lupa nyobain
- Kedai Aneka, ini di belakang center point. Yang jual kayaknya orang solo, jadi masih terasa "masakan solo".
- Mie ayam, lokasinya di belakang centerpoint juga.
- Kedai Ibu, di tanjung pagar. Saya belom pernah ke sini hihihi.. padahal banyak yang merekomendasikan. minggu lalu kedai ibu nongol di transtv
- garuda, yang ini padang banget. sayangnya harganya mahal :)

No comments: